Senin, 28 November 2011

6 Gangguan Mental Akibat Internet


Internet telah membuat banyak orang menjadi “gila”.Ada orang yang lebih mencintai internet melebihi rasa cinta kepada pasangannya.Ada juga orang yang rela tidak tidur demi chating dan browsing.Ada anak yang
lebih memilih internet dari nasi.Dari orang dewasa hingga anak-anak memenuhi warung-warung internet, setiap harinya, karena “kegilaan” terhadap internet.

Ini dia ancaman ke 6 Gangguan mental saat kita sedang online di internet..

1. Gangguan kepribadian berupa emosi yang sebentar-sebentar meledak di saat online – mengamuk karena mudah tersinggung (Online Intermittent Explosive Disorder/OIED)
orang yang mengidap gangguan ini tampak normal pada awalnya. Beberapa hari atau jam sebelumnya mereka bisa saja melakukan pembicaraan-pembicaraan lucu atau komentar-komentar hangat. Akan tetapi beberapa saat kemudian berubah marah-marah dan mengumpat disebabkan sesuatu yang menyinggung perasaannya.

Kenapakah hal itu bisa terjadi di Internet?

* Kebanyakan dari kita hanya bisa menahan hasrat untuk melakukannya di dunia nyata, yang apabila dilakukan mungkin bisa membuahkan sebuah tinju ke wajah kita.

* Di Internet kebanyakan pengguna menyembunyikan identitas aslinya, sehingga mereka dengan bebas mengeluarkan isi hati dan kemarahannya tanpa khawatir reputasinya menjadi jelek.

* Karena pengungkapan perasaan dalam bentuk tulisan sering terlihat datar dan tidak menggambarkan emosi dengan jelas, seperti halnya nada suara, mimik wajah dan bahasa tubuh lainnya di saat tatap muka langsung, sehingga orang cenderung menggunakan kata-kata yang tajam, kasar dan keras untuk mewakili sebuah perasaan tertentu.

2. Toleransi rendah terhadap kekalahan dalam forum (Low Forum Frustration Tolerance/LFFT)
Digambarkan sebagai seseorang yang mencari-cari kepuasan segera atau penghindaran dari rasa sakit dengan segera. Pada awalnya mirip dengan perilaku anak tujuh tahunan yang menginginkan sebuah mainan, dan akan berteriak dengan menghentak-hentakan tangan dan kakinya agar segera mendapatkan apa diinginkannya.

Bagi orang yang suka menulis dan melakukan posting, sering kali merasa bahwa postingnya sangat sempurna. penulisnya hampir setiap waktu mengecek masuknya komentar yang baru diberikan pembacanya. Jika ia mendapat komentar-komentar miring penuh kritik, maka dengan cepat ia akan meluncurkan jawaban yang akan mematahkan tanggapan itu.

Jika tidak ada yang memberikan komentar, dia akan mengirimkan komentarnya sendiri – mungkin dengan nama lain – untuk meramaikan tulisannya.

Kenapakah hal itu bisa terjadi di Internet?

Kegiatan itu membuat kita menjadi tidak sabaran, karena ingin segera melihat respon dengan dari pihak lain. Ketidaksabaran ini meminimalkan toleransi terhadap serangan yang menimbulkan ketersinggungan.

3. Munchausen di Internet – tukang cerita untuk membangkitkan rasa kasihan (Munchausen Syndrom)
suatu kondisi di mana seseorang dengan sengaja membuat kebohongan, menirukan, menambah buruk suatu keadaan, atau mempengaruhi diri sendiri agar sakit dengan tujuan diperlakukan seperti orang sakit.

Kenapa hal itu bisa terjadi di internet?

Sangat mudah melakukan kebohongan dalam kehidupan nyata, dan sepuluh kali lebih mudah melakukannya di internet, karena tidak ada seorang pun bisa memeriksa kebenaran fakta-faktanya

4. Gangguan kepribadian yang tergoda untuk memaksa orang lain pada saat online (Online Obsessive-Compulsive Personality Disorder/OOCPD)
Gangguan kepribadian jenis ini bisa dijelaskan dengan contoh kegilaan akan tata bahasa. Ketika orang menemukan suatu kesalahan tata bahasa atau penulisan kata yang keliru dari orang lain dalam sebuah posting atau komentar, maka dia langsung menyerang dan dengan keras memprotesnya.

Kenapa hal demikian bisa terjadi di internet?

Dalam kenyataannya penderita OCPD merasakan ketakutan yang tidak logis terhadap dunia yang lebih berantakan, lebih kotor dan lebih kacau dibanding seharusnya yang dia pikirkan; sehingga secara cepat keadaan menjadi lebih buruk, dan akan mengalami kehancuran sampai ada seseorang yang memperbaikinya.

Di Internet, setelah membaca setiap komentar-komentar, orang normal akan menderita nasib yang sama. Tata bahasa yang keliru, pilihan kata yang tidak tepat, atau bahasa gaul yang membingungkan, mendesak anda untuk mengoreksinya. Tidak sulit merasakan keinginan untuk melatih diri menggunakan bahasa yang benar

5. Low Cyber Self-Esteem (LCSE) atau penghargaan terhadap diri sendiri yang rendah (Seperti seseorang yang dibenci setiap orang, tapi tidak ada yang meninggalkannya)
Di dalam kehidupan nyata ini disebut merendahkan diri sendiri atau perilaku pencarian perhatian.

Jika sampai kepada tingkat ekstrem, hal itu dapat berubah menjadi Online Erotic Humiliation atau pelecehan seksual secara online, di mana pelecehan menjadi sebuah tindakan nyata. Sehingga ketika anda mengatakan kepada seseorang agar melakukan sebuah tindakan seksual, mungkin dia akan menganggap hal itu penting dan dia dengan sungguh-sungguh akan melakukannya.

Kenapa hal itu bisa terjadi di Internet?

Pencari perhatian mendapatkan apa yang diinginkannya, dan penghina diri sendiri mendapatkan cukup ketegangan untuk mengaktualisasikan dirinya yang intropet melalui sinyal-sinyal yang dikirimnya via keyboard.

6. Internet Asperger’s Syndrome
hilangnya semua aturan sosial dan empati pada diri seseorang, disebabkan tanpa alasan selain hanya secara kebetulan berhadapan dengan sebuah benda mati; berkomunikasi via papan tombol dan monitor pada suatu waktu.

sindrom ini adalah bentuk halus dari autisme yang tampak berupa ketidakmampuan biologi untuk menunjukkan empati kepada manusia lain, mungkin disebabkan ketidakmampuan untuk mengenali isyarat nonverbal. Mereka secara terus-menerus bertingkah aneh dan mengganggu disebabkan mereka tidak mengetahui bahwa anda terganggu. Ada bagian dari otak mereka yang rusak.

(Beberapa kasus bunuh diri yang direkam dengan webcam – yang sebagian mungkin main-main – dan dipublikasikan di Internet. Untuk sekarang ini mungkin kita tidak yakin bahwa hal itu benar-benar terjadi, tetapi sebenarnya hanya masalah waktu.)

Kenapa hal itu bisa terjadi di Internet?

orang yang melakukan semua komunikasi online mereka menampilkan perilaku Asperger karena mereka ingin memberikan kesan ada kerugian yang sama pada diri sendiri. Di dalam hal ini, ketika kemampuan melihat respon dan mimik wajah atau ekspresi nonverbal sudah hilang, begitu juga dengan empati. Maka hal yang anda beritahukan hanya kepada orang yang tidak ada, karena itu hanyalah sekelompok kata-kata pada layar. Sekelompok kata-kata kecil yang tidak berarti.

Nah,tidak ada larangan untuk berinternet,akan tetapi beriternetlah dengan sehat,jagalah diri kita dan keluarga agar selamat dari sisi negatif internet.

jangan biarkan diri kita dikendalikan oleh internet,tetapi kitalah yang harus mengendalikannya,dengan mengetahui batasan-batasan dan bertindak sesuai kewajaran dan tidak melebihi batas dalam ber internet.Terima kasih .semoga bermanfaat
http://www.tahukahkamu.com/2011/11/6-gangguan-mental-akibat-internet.html

Sabtu, 26 November 2011

Motivasi Belajar


Saya bingung akhir-akhir ini saya tidak terlalu fokus terhadap status saya sebagai seorang siswa, yang seharusnya lebih memotivasikan diri terhadap pelajaran

Hari ini (26/11/2011) saya akan belajar membuka lembaran baru untuk bermotivasi belajar dengan giat karena pintu keberhasilan semakin dekat, tapi pada waktu-waktu tertentu, akan tetapi saya akan menjadi orang yang sukses dan akan membagi ilmu saya kepada masyarakat maupun keluarga.
(Patta Sri Anggraini)

Rabu, 23 November 2011

Living Clean Without Drugs


Hidup bagaikan bola yang berputar kadang siang kadang juga malam, dan juga bagikan zaman yang berganti-ganti yang awalanya zaman tradisional. Sekarang zaman modern dahulu manusia mengenal obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit namun sekarang manusia mengenal obat-obatan sebagai

penenang dan juga pemuasan hidup pribadi saja, dan pada awal-awal orang mengenal obat-obatan awalnya sih...!
hanya mencoba-coba namun begitu sekali kita merasa dan kita akan merasa ketagihan dari ketergantungan itu kita akan berusaha untuk mendapatkan obat-obat itu atau yang disebut dengan narkoba/Narkotik dan juga jika kita lihat dinegeri indonesia banyak yang hidupnya hancur akibat narkoba dan banyak orang yang kita temui menjual semua, rumah, barang-barang berharga milik orang tua sampai-sampai orang tuanya pun dapat dijualnya hanya karena pemuasan pribadi saja. Dan ada cara agar terhindar dari narkoba yaitu agar menjauhi barang-barang terlarang itu dan coba berfikir hal-hal yang positif. Penulis: Gabriel, Siswa SMP Negeri 6 Luwuk, Kelas 9, TP.2011/2012

Apa Sih Belajar Itu..? *(


Kalian tentu tau! Belajar adalah kegiatan mengasah dan mengembangkan otak. Sebagian orang menilai, bahwa belajar adalah kegiatan yang membosankan, sebagian orang lagi menilai belajar membuat perkembangan otak kita meningkat. Belajar juga dapat meningkatkan kreativitas, kemandirian, rasa percaya diri sert rasa ingin tahu.
Belajar yang membosankan yaitu apabila saat kita belajar, pikiran kita tidak focus dengan pelajaran itu. Makudnya kita tidak memfokuskan

pikiran dan hati kita untuk memahami, dan mencermati dan memaknai apa yang kita pelajari.
Sedangkan belajar yang menyenangkan yaitu apabila kita belajar, pikiran dan hati kita terfokus pada pelajaran yang akan kita pelajari. Jika kita focus maka pikiran kita tidak akan melayang-layang.
Keuntungan yang dapat diperoleh dari belajar anatara lain:

- Menjadi percaya diri
- Meningkatkan kreativitas
- Tidak merasa minder
- Menambah pengetahuan
- Selalu berfikir positif, dan
- Membanggakan diri sendiri, orang tua, nusa dan bangsa

Belajar bukan hanya diartikan sebagai menghafal, membaca dan menulis, belajar juga dapat diambil dari pengalaman kegagalan, keberhasilan dan kejadian-kejadian yang terjadi disekitar kita.
Semoga setelah kalian memahami tentang belajar, kalian akan belajar, bahkan semakin giat belajar dimanapun, kapanpun dan siapapun.
Penulis: Resti Riancana (Siswi SMP Negeri 6 Luwuk Kelas 9A, TP. 2011/2012)

Menjadi Siswa Itu Sangat Menyenangakn *)


Menjadi siswa sangatlah menyenangkan, itu kami rasakan karna kami masih seorang siswa/siswi SMP Negeri 6 Luwuk, setiap pagi kami mengikuti apel, disana dan teman-teman berkumpul. setelah selesai apel pelajran dimulai. Tetapi kadangkala

pelajaran itu ada yg tidak kami mengerti, tapi kami mencoba untuk lebih memperhatikan, dan lebih berusaha untuk memahami pelajaran tersebut.
Dan banyak hal-hal negatif yang mempengaruhi semangat belajar kami seperti bolos dan berkelahi untuk menghindari hal-hal negatif. cobalah untuk bergaul dengan orang yang baik.Penulis Adalah: Rizkiyanto Pakaya, Siswa SMP Negeri 6 Luwuk Kelas 9 TP.2011/2012

Selasa, 22 November 2011

Masalah-masalahku dalam Menulis*


Tidak bisa menulis kata pertama
Ide sudah ada. Tapi aku tidak tahu apa yang akan ditulis. Pokoknya idenya itu. Aku bingung. Apa ya, kata pertama yang akan kutulis. Biasanya kalau sudah tahu kata pertamanya, aku langsung tahu apa kata selanjutnya. lho(he…he…). Mungkin karena aku terbiasa menulis yang blak-blakkan atau yang langsung keluar dari mulut. Terlebih kalau aku sudah pernah memikirkannya sebelumnya. Jadi, mungkin aku harus lebih banyak membaca buku yang memiliki kata-kata yang bagus-bagus. Aku juga harus lebih sering berlatih menulis.


Waktu yang kurang

Hari-hariku sibuk (sok banget ya). Aku berada di sekolah dari pukul 07:45 sampai 16:00. Sehabis sekolah, PR mulai kukerjakan. Itu pun kadang selesai kadang juga tidak. Tapi aku selalu mengusahakan untuk selesai. Walaupun acak-acakan. Sebenarnya menulis bisa kulakukan di sekolah ketika waktu istirahat. Tapi biasanya waktu itu kupakai untuk mengulang pelajaran yang baru dipelajari. Tapi semoga itu bisa diatur. Bisa juga sih kulakukan jam setengah 4 pagi setelah baca Al-Qur’an. Tapi aku suka lupa. Atau kadang pula langsung mengerjakan PR yang belum selesai. Berarti aku harus membuat jadwal. Tapi kayaknya jadwalku penuh deh dari senin sampai sabtu. Hari ahadnya sih lumayan kosong. Biasanya kugunakan untuk main atau mengerjakan tugas-tugas. Kadang-kadang, aku sempat berlatih keyboard sebentar untuk sore saat sanggar. Tapi bisa kuganti dengan menulis 1 jam saja. Ya, nanti aku buat jadwal, ah! Ditempel di lemari. Biar ingat terus.

Susah mencari judul

Aku biasa menulis isi tulisan dahulu, baru sesudah itu judul. Tapi kadang aku juga menulis judul dahulu. Padahal aku belum tentu tahu apa isinya. Kalau aku menulis isi dahulu, ceritanya suka ngelantur. Jadi, bingung nentuin judulnya. Karena isinya lebih dari satu pembahasan. Berarti aku harus konsisten atau fokus dalam menulis sebuah tulisan.

Alur tulisan tidak nyambung

Aku kalau menulis suka tidak nyambung. Jadi caranya sambung-sambungin aja deh. He… he… (habis, aku tidak tahu harus apa.)
*)Fatimah NJL (Kelas 6 SD dan Santri Pesantren Media)

Rabu, 16 November 2011

KESULITAN BELAJAR*


Bagaimana ya caranya agar bisa belajar dengan santai dan tenang?
Seandainya saya bisa belajar dengan santai dan tenang, mungkin prestasi saya bisa naik.
Saya iri pada teman-teman yang hidup dengan orang tua yang lengkap dan tinggal dirumah sendiri, saya pikir mereka pasti hidup senang dan santai. Tidak seperti kehidupanku yang begitu menyedihkan tidak

bisa belajar dengan tenang, dan selalu tertekan. Hal itu mungkin karena saya hanya tinggal dengan om (paman) dan tante. Namun, keadaan seperti itu tidak membuat saya putus asa untuk terus berusaha belajar.
Pekerjaan dalam rumah saya harus cepat-cepat kerjakan, setelah itu baru saya akan belajar dikamar dengan santai dan tenang, walaupun untuk belajar seperti itu saya lakukan pada larut malam dan harus menahan rasa ngantuk, terkadang pelajaran itu dapat saya mengerti.
Saya berharap dengan semangat seperti ini saya akan mendapat keberhasilan dan bisa membahagiakan mama dan kedua kakak saya, amin. :)

Penulis: Winny Hebingadil (Siswi SMP Negeri 6 Luwuk Kelas 9A TP. 2011/2012

Kamis, 10 November 2011

Pembelajaran Bahasa Indonesia Perlu Direposisi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah harus direposisi. Pasalnya, orientasi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah hanya untuk memenuhi target kurikulum, bukan memberdayakan kompetensi berbahasa siswa.Hasilnya, pembelajaran bahasa Indonesia tidak optimal, kurang variatif, dan terkesan monoton. Pembelajaran bahasa Indonesia tidak mendorong peningkatan keterampilan berbahasa siswa.

"Jika mau memakai ukuran hasil ujian nasional bahasa Indonesia SMP dan SMA, nilai rata-rata UN bahasa Indonesia beberapa tahun belakangan ini memprihatinkan. UN Bahasa Indonesia untuk SMP tahun ini saja terendah yakni 7,49 dari pelajaran Matematika dan IPA. Justru nilai rata-rata UN Bahasa Inggris yang teratas," kata Syarifudin Yunus, Dosen bahasa dan sastra Universitas Indrtaprasta PGRI dalam penyelenggaraan Festival Bulan Bahasa II Universitas Indrtaprasta PGRI di Jakarta, Kamis (3/11/2011).

Menurut Syarifudin, hasil akhir pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah belakangan ini tidak sejalan dengan perjalanan panjang bahasa Indonesia dalam membuktikan eksistensinya. Bahasa Indonesia sudah dinobatkan selama 83 tahun sebagai identitas bangsa pada Sumpah pemuda 1928. Ada juga perangkat aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang berusia 39 tahun dan keberadaan Kamus besar Bahasa Indonesia yang sudah berusia 22 tahun.

Kenyataan ini memprihatinkan jika bahasa Indonesia tidak mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri, kata Syarifudin.

Syarifudin mengatakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru berperan dalam menyesuaikan materi ajar dengan kesempatan siswa untuk menerapkan praktik berbahasa dan pengembangan nalar tentang bahasa Indonesia.

"Pembelajaran bahasa Indonesia bukan untuk membuat siswa jadi ahli-ahli bahasa. Justru yang penting bagaimana membuat siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan keperluan dalam hidup. Siswa perlu lebih banyak ruang untuk membaca, mendengar, menuliskan, dan membicarakan pengetahuan dan pengalaman melalui bahasa Indonesia," jelas Syarifudin.

Sumaryoto, Rektor Universitas Indrtaprasta PGRI, mengatakan bahasa Indonesia kian hari kian redup dan tertelan perkembangan jaman.

"Bahasa Indonesia semakin dianaktirikan yang juga berakibat pada ketidakpedulian. Apalagi sekarang, mulai marak sekolah dan perguruan tinggi yang menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar," ujar Sumaryo.

Jumat, 04 November 2011

Menciptakan Sekolah yang Aman dan Ramah Anak


DEPOK, KOMPAS.com — Sekolah harus diciptakan menjadi lingkungan yang "ramah" dan aman terhadap anak. Bagaimana caranya?

Dosen di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) Hanny Handayani bersama timnya membuat sebuah program untuk menciptakan peningkatan keselamatan anak di sekolah dasar (SD). Program ini bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat Universitas Indonesia (UI). Menurut dia, program tersebut digagas karena berdasarkan pengalaman dan untuk mendukung Depok menjadi kota yang layak anak serta menciptakan jaminan mutlak keselamatan anak-anak di sekolah.

"Setiap aktivitas di sekolah harus terbebas dari berbagai bahaya, baik fisik, biologis, maupun psikososial," kata Hanny saat ditemui Kompas.com, Kamis (3/11/2011), di Gedung Rektorat UI, Depok, Jawa Barat.

Untuk itu, kata dia, kondisi tersebut perlu ditunjang dengan pengembangan program peningkatan keselamatan anak di sekolah. Ia menjelaskan, program tersebut meliputi penyusunan prosedur standar operasional (SOP) sekolah aman, peningkatan pengetahuan anak, sosialisasi, dan penyediaan media yang dapat menunjang keselamatan anak di sekolah.

Pendekatan yang digunakan adalah pendidikan kesehatan melalui pemberdayaan guru. Didukung dengan sarana buku saku aman di sekolah yang dibuat pengabdi masyarakat sesuai hasil assessment di madrasah ibtidaiyah (MI) se-Kecamatan Beji, Depok.

Hanny menjelaskan, bahaya di sekolah pada umumnya dapat dihindari. Selain memberikan pelatihan kepada manajemen sekolah (kepala sekolah), upaya lainnya adalah dengan memberikan pemahaman kepada para siswa di sekolah. Upaya tersebut telah diterapkan di 12 madrasah ibtidaiyah se-Kecamatan Beji, Depok, selama periode Mei-Oktober 2011.

"Sasaran saya awalnya melatih murid dan gurunya, tetapi sekarang lebih kepada manajemennya. Menyadarkan kepala sekolah agar ngeh terhadap bahaya di lingkungan sekolah," ujarnya.

Ia mengungkapkan, sengaja memilih MI sebagai sasaran program pengabdian masyarakat ini karena, menurut dia, MI yang secara kebetulan berada bawah Kementerian Agama (Kemenag) tidak memiliki akses langsung untuk pembinaan pendidikan dan kesehatan.

Dalam program ini, ia bersama tim membuat beberapa media warning, misalnya tentang keselamatan menggunakan kendaraan, keselamatan menaiki tangga, tata cara bersin, sampai kepada mencetak buku saku mengenai keselamatan di sekolah.

Ia berharap program ini dapat diterapkan secara berkesinambungan sehingga keselamatan siswa di sekolah dapat terus terpelihara.

Kamis, 03 November 2011

Siswa SMK "Sulap" Besi Bekas Jadi Fixie


SURABAYA, KOMPAS.com — Siswa kelas XII SMKN 3 Boyolagu, Tulung Agung, Jawa Timur, Ahmad Syaiful Anwar, berhasil menciptakan sepeda fixie dengan memanfaatkan besi bekas. Berkat karyanya, Syaiful sudah menghasilkan jutaan rupiah. Sepeda fixie yang terangkai dari besi bekas ini berawal dari hobi Syaiful yang suka mengutak-atik sepeda.

"Saya tidak malu membeli sepeda bekas. Sepeda gunung lawas saya ambil lagrangan-nya (rangka),

kemudian saya las ulang. Sepeda fixie ini juga dari besi bekas tadi," ucap Syaiful bangga saat ditemui di acara Jawara SMK se-Jatim di Empire Palace, Rabu (2/11/2011).

Syaiful mengaku sering berburu sepeda bekas yang masih memiliki rangka berkualitas baik. "Sebelumnya, saya juga sudah ciptakan sepeda balap, gunung, dan BMX," kata Syaiful.

Hingga saat ini, sudah 25 sepeda karya Syaiful yang laku. Selain bisa disesuaikan dengan permintaan pembeli, kualitasnya juga tak kalah dengan sepeda fixie bermerek.

Syaiful melepas sepeda karyanya di pasaran dengan harga antara Rp 900.000 dan Rp 1,2 juta. Untuk satu sepeda, ia hanya mengambil untung rata-rata Rp 100.000.

"Kami rakit sendiri. Untuk ngelas ke bengkel teman. Memang harus telaten. Setidaknya, jika sepeda makin diminati, bisa mengurangi polusi dan menyehatkan," ujar Syaiful.

Rabu, 02 November 2011

Perkenalkan: Dhia Fairuz, Juara Dunia Matematika


SURABAYA, KOMPAS.com — Sudah pernah mendengar nama Dhia Fairuz Sabrina? Siswa kelas VI SD Muhammadiyah 4 Pucang, Surabaya, ini juara dunia Matematika saat berhasil menyabet emas dalam Wizards at Mathematics International Coimpetition di India, 26 Oktober pekan lalu. Ini bukan satu-satunya prestasi yang berhasil dia raih. Dhia sudah kerap menorehkan prestasi dalam ajang olimpiade dan kompetisi Matematika. Bagaimana keseharian Dhia?

Seperti anak-anak pada umumnya, Dhia selalu mengisi waktu luangnya dengan berlibur atau membaca cerita fiksi, baik komik maupun novel. Dhia mengaku tak bisa menanggalkan kesenangannya membaca komik.

"Kalau libur atau waktu senggang setelah belajar, saya lebih senang membaca komik dan novel apa saja. Saya tidak suka lihat televisi," ujar Dhia, Minggu (30/10/2011).

Membaca komik, menurut Dhia, tak hanya mendorong kemampuannya membaca, tetapi juga menumbuhkan daya nalar. Komik apa yang disukai Dhia?

"Aku suka Detektif Conan," ujar bocah kelahiran 6 Juli 2000 itu.

Cerita emas

Ternyata, ada cerita di balik medali emas yang diboyong Dhia ke Tanah Air. Dalam kompetisi Matematika di India itu, Dhia sebenarnya peraih perak dan perunggu.

"Yang penting bawa emas. Katanya, panitia sendiri yang menukar perak menjadi emas. Dengan raihan ini, Indonesia juara umum," kata Solikin, Kepala SD Muhammadiyah 4 Surabaya.

Kecintaan Dhia pada Matematika sendiri belum berlangsung lama. Saat duduk di kelas I dan II SD, siswa yang bercita-cita menjadi dokter ini tak mencatatkan nilai yang terbilang istimewa untuk pelajaran Matematika. Akan tetapi, kondisi ini berbalik saat Dhia duduk di kelas III dan IV. Nilainya memuaskan. Ia mengaku selalu mendisiplinkan diri menyisihkan waktu untuk belajar setiap hari.

"Saya suka logika dan tak suka menghapal. Saya memang ikut bimbel (bimbingan belajar) khusus Matematika," kata Dhia.