rumah lebih banyak lagi. Padahal, ibu bisa mencoba melatih kemampuan matematika anak melalui pengalaman kehidupan sehari-hari.
Head of Student and Alumni Affairs Sampoerna School of Education (SSE) Sulandjari Rajardjo mengatakan kehidupan ibu sehari-hari tak lepas dari matematika, contohnya ketika belanja atau bahkan ketika membuat suatu masakan dan kue. Ibu bisa mencoba melatih daya matematika anaknya melalui kegiatan sehari-hari ini. "Ya harus mulai dilatih terus-menerus," ungkapnya kepada Kompas.com, Sabtu (23/10/2010).
Salah satu guru matematika dari SDK Penabur 6 kelapa Gading Tinneke juga mengatakan matematika sudah cukup rumit, namun jangan ditambah rumit dengan metode belajar yang membosankan. Oleh karena itu, di sekolah, Tinneke juga memasukkan cerita kehidupan sehari-hari dalam mengajar matematika. "Kita juga pake cerita yang lucu-lucu supaya anak-anak itu tertarik. Misalnya saya cerita 'anak-anak, tadi ada tetangga ibu yang minta ini, minta segini, tapi ibu punyanya segini'. Jadi mereka ikut antusias pada apa yang terjadi."
"Trus kita minta, tolong bantu ibu hitung ini ya, jadi mereka tertarik. Sesuai konteks. Ajak dulu mereka memberikan gelombang supaya mereka tertarik dan ngikut guru untuk masuk ke materi," ungkap guru yang membawa dua timnya ini dalam Competition of Mathematics (Comath) 2010 yang digelar STKIP Kebangkitan Nasional SSE.
Baik Sulandjari maupun Tinneke menekankan pola asuh dan pola didik sebagai salah satu faktor penting untuk melatih kemampuan matematika seorang anak. Pasalnya, anak yang terbiasa dilatih, akan memiliki kemampuan yang makin baik pula. Di sekolah belajar, di rumah dilatih pula dengan cara yang sangat menarik, tentu anak-anak tak akan pernah merasakan lagi betapa menakutkannya matematika...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar