Jakarta, Obat-obat untuk menurunkan berat badan banyak dijual di pasaran. Tapi berdasarkan penelitian yang dilakukan ilmuwan tidak ada satu pun obat pengurus badan yang aman hampir semua ada risikonya.
Selama beradab-abad para ilmuwan berusaha menemukan obat anti obesitas, tapi masih mengalami kegagalan.
Sampai saat ini obat belum menjadi jawaban yang efektif untuk masalah kelebihan berat badan atau obesitas, meski sudah miliran dolar dihabiskan untuk penelitian tersebut.
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa obesitas tidak hanya sekedar faktor terlalu banyak makan tapi penyebabnya bervariasi. Karenanya tidak mungkin satu obat bisa mengatasi faktor-faktor tersebut.
"Kita tidak memiliki obat ajaib untuk obesitas, kita mungkin harus menggunakan 'bom' yang sangat komprehensif," ujar Dr gene-Jack Wang, ketua penelitian medis di Brookhaven National Laboratory, seperti dikutip dari CNN, Jumat (22/4/2011).
Sementara itu Dr Sidney Wolfe, direktur Health Research Group mengaku tidak bisa berharap akan ada obat penurun berat badan yang efektif dan aman. Karena menurutnya kemungkinan untuk mendapatkan obat tersebut tanpa efek samping segudang bagi tubuh adalah nol.
Beberapa obat yang digunakan untuk menurunkan berat badan diketahui memiliki efek samping seperti:
1. Obat yang diresepkan dengan cara mempercepat metabolisme dapat menyebabkan stroke, serangan jantung dan masalah kardiovaskular.
2. Obat-obatan yang berfungsi menghalangi tubuh menyerap lemak bisa menyebabkan efek samping yang tidak menyenangkan seperti diare.
3. Obat yang bekerja dengan menekan nafsu memiliki efek yang buruk seperti pengaruh psikotik, depresi dan pikiran bunuh diri.
"Orang dengan kelebihan berat badan sudah memiliki peningkatan risiko jantung dan risiko stroke. Jika ditambah dengan obat maka semakin tidak masuk akal," ujar Dr Wolfe.
Kenapa sulit mendapatkan obat penurun berat badan yang efektif dan tanpa efek samping?
Penyebabnya karena kenaikan berat badan bisa akibat faktor emosional, biologis, sosial, psikologis dan lingkungan. Sehingga tidak mungkin banyak faktor tersebut dimasukkan ke dalam satu bentuk kapsul.
Selain itu banyak jalur di otak yang terkait dengan nafsu makan, sehingga sulit untuk menciptakan obat yang bisa menekan nafsu makan jika faktor yang terlibat dalam naluri ini tidak diketahui.
"Saat ini makan berlebihan telah disamakan dengan kecanduan narkoba. Intinya tidak ada magic (sihir) untuk mengatasi masalah tersebut," ujar Dr Patricia Powell, aisten profesor farmasi klinis di University of South Carolina.
(ver/ir)
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa obesitas tidak hanya sekedar faktor terlalu banyak makan tapi penyebabnya bervariasi. Karenanya tidak mungkin satu obat bisa mengatasi faktor-faktor tersebut.
"Kita tidak memiliki obat ajaib untuk obesitas, kita mungkin harus menggunakan 'bom' yang sangat komprehensif," ujar Dr gene-Jack Wang, ketua penelitian medis di Brookhaven National Laboratory, seperti dikutip dari CNN, Jumat (22/4/2011).
Sementara itu Dr Sidney Wolfe, direktur Health Research Group mengaku tidak bisa berharap akan ada obat penurun berat badan yang efektif dan aman. Karena menurutnya kemungkinan untuk mendapatkan obat tersebut tanpa efek samping segudang bagi tubuh adalah nol.
Beberapa obat yang digunakan untuk menurunkan berat badan diketahui memiliki efek samping seperti:
1. Obat yang diresepkan dengan cara mempercepat metabolisme dapat menyebabkan stroke, serangan jantung dan masalah kardiovaskular.
2. Obat-obatan yang berfungsi menghalangi tubuh menyerap lemak bisa menyebabkan efek samping yang tidak menyenangkan seperti diare.
3. Obat yang bekerja dengan menekan nafsu memiliki efek yang buruk seperti pengaruh psikotik, depresi dan pikiran bunuh diri.
"Orang dengan kelebihan berat badan sudah memiliki peningkatan risiko jantung dan risiko stroke. Jika ditambah dengan obat maka semakin tidak masuk akal," ujar Dr Wolfe.
Kenapa sulit mendapatkan obat penurun berat badan yang efektif dan tanpa efek samping?
Penyebabnya karena kenaikan berat badan bisa akibat faktor emosional, biologis, sosial, psikologis dan lingkungan. Sehingga tidak mungkin banyak faktor tersebut dimasukkan ke dalam satu bentuk kapsul.
Selain itu banyak jalur di otak yang terkait dengan nafsu makan, sehingga sulit untuk menciptakan obat yang bisa menekan nafsu makan jika faktor yang terlibat dalam naluri ini tidak diketahui.
"Saat ini makan berlebihan telah disamakan dengan kecanduan narkoba. Intinya tidak ada magic (sihir) untuk mengatasi masalah tersebut," ujar Dr Patricia Powell, aisten profesor farmasi klinis di University of South Carolina.
(ver/ir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar