Rabu, 24 November 2010

Soal Transparansi, Contohlah Sumbawa!


MATARAM, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan Nasional menunjuk Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, sebagai salah satu daerah percontohan kampanye transparansi, akuntabilitas, serta partisipasi dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang didanai Bank Dunia. Penetapan tersebut didasari sejumlah kajian maupun studi yang dilakukan Bank Dunia di seluruh tanah air.

"Bank Dunia memilih Sumbawa setelah melakukan berbagai kajian. Ini patut kita syukuri bersama," ujar Kepala Dinas Pendidikan Sumbawa, Umar Idris, di Mataram, Selasa (23/10/2010).

Selain Sumbawa, kata dia, ada tiga daerah lainnya yang juga dipilih sebagai daerah percontohan kampanye transparansi, akuntabilitas, serta partisipasi bantuan BOS. Ketiga daerah itu adalah Kota Malang dan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, serta Kota Ambon, Maluku.

"Menurut riset Bank Dunia, Kota Malang dan Ambon mewakili daerah urban, sedangkan Kabupaten Sumbawa dan Tulungagung mewakili daerah rural," katanya.

Berdasarkan studi tentang pengetahuan orang tua mengenai Program BOS pada 2009, kata Umar, secara umum, pengetahuan orang tua tentang BOS dan partisipasi mereka pada perencanaan dan monitoring BOS di sekolah masih sangat rendah. Dari 86,13 persen orang tua yang pernah mendengar tentang BOS, 46,67 persen yang tahu singkatan BOS, 45 persen yang mengetahui tujuan BOS, 2,49 persen mengetahui besaran dana BOS dan 25,51 persen mengetahui tentang penggunaan dana BOS.

Sementara itu, terkait partisipasi orang tua dalam perencanaan dan monitoring BOS, sebanyak 44,08 persen orang tua mengetahui penggunaan dana BOS di sekolah anaknya dan hanya 10,42 persen orang tua berpartisipasi dalam perencanaan sekolah.

"Untuk persentase orang tua yang pernah melihat papan pengumuman sekolah hanya 7,35. Kemudian orang tua yang berpartisipasi dalam evaluasi BOS 17,51 persen dan orang tua yang memberikan masukan pada sekolah mengenai BOS 10,31 persen," katanya.

Pada 2010, kata dia, dana BOS disalurkan kepada 353 sekolah dasar untuk jumlah siswa penerima sebanyak 50.981 orang dengan nilai anggaran sebesar Rp 20 juta lebih. BOS juga disalurkan untuk 83 sekolah menengah pertama (SMP) dengan jumlah siswa penerima sebanyak 19.366 orang dengan nilai anggaran mencapai Rp 11 miliar lebih, sedangkan SMP Terbuka sebanyak 8 sekolah dengan jumlah siswa penerima 335 orang dengan anggaran Rp 190 lebih.

Menurut Umar, dana BOS tersebut disalurkan per triwulan dengan total jumlah siswa yang telah menerima sebanyak 99.250 siswa sekolah dasar, sedangkan SMP/SMPT 142.500 siswa.

"Sebagai bentuk tanggungjawab pemerintah daerah, kami juga telah menganggarkan BOS yang bersumber dari dana APBD, di mana dana BOS daerah tersebut disalurkan kepada siswa taman kanak-kanak sebesar Rp294 ribu per siswa per tahun, siswa sekolah dasar Rp12 ribu per siswa per tahun dan siswa SMP Rp127 ribu per siswa per tahun," katanya.

Tidak ada komentar: