Sabtu, 22 Desember 2012

Indischools Sebar 100.000 Titik "Wifi" di Semua Sekolah

Program Indischools (Indonesia Digital Schools) yang digagas PT Telkom bekerja sama dengan Kemendikbud RI menargetkan terbangunnya 100.000 instalasi titik wifi di semua sekolah di Indonesia hingga akhir 2013 nanti. Fasilitas wifi itu diharapkan mampu menunjang pola pengembangan pendidikan, khususnya pada kurikulum baru tahun depan. Sebanyak 100.000 titik wifi tersebut, kata General Manager Divisi Business Service Regional Jatim Firdaus Roeswandi, akan disebar di sekolah-sekolah mulai dari jenjang SMP, SMA, hingga perguruan tinggi.
"Di Jatim sendiri, fasilitas wifi kini tengah diinstal di 300 sekolah dari 17.500 titik sekolah yang ditargetkan," katanya, Sabtu (22/12/2012). Dia berharap, dengan kemudahan mengakses internet kecepatan tinggi (broadband) di lingkungan sekolah, para pengajar bisa menerapkan sistem pengajaran yang lebih mudah dan menyenangkan bagi pelajar maupun siswa. "Tapi, pengawasan dan pemantauan tetap penting dilakukan kepada siswa agar tidak menyalahgunakan penggunaan internet," tambahnya. Indischools adalah merupakan program Telkom di bidang pendidikan dari rencana Indonesia Digital Network (IDN) yang akan diimplementasikan sampai 2015. Melalui IDN, Telkom akan mewujudkan bangsa Indonesia yang maju, meningkatkan perekonomian bangsa melalui pemanfaatan teknologi informasi untuk mempercepat penetrasi akses broadband. Indischools tertuang dalam nota kesepahaman yang ditandatangani Direktur Enterprise PT Telkom M Awaluddin dan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Prof Dr Ainun Na'im, PhD dengan disaksikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh. Penandatanganan dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Anugerah Ki Hajar (Kita Harus Belajar) di Jakarta, awal November lalu. SMA Negeri 5 Surabaya adalah sekolah pertama yang mulai kemarin sudah menerapkan program Indischools. Sumber

Minggu, 09 Desember 2012

Banyak Penolakan, Kemendikbud Tetap Maju

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tetap akan melanjutkan proses penyusunan kurikulum pengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) meski aksi penolakan terhadap kurikulum baru terus dilakukan oleh beberapa organisasi peduli pendidikan. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim, mengatakan bahwa pro dan kontra wajar muncul terhadap sebuah rencana kebijakan.
Namun pada kenyataannya, masyarakat yang menyambut baik dengan perubahan kurikulum ini juga cukup banyak. Jika ada yang tidak setuju, masyarakat juga memberi masukan terhadap konsep kurikulum baru. "Penolakan ini dari mana dan mewakili berapa banyak suara? Karena kalau saya lihat dari uji publik dan masukan yang ada di website, tanggapannya positif," kata Musliar pada Kompas.com, Sabtu (8/12/2012). Ia menjelaskan bahwa perubahan kurikulum yang ada saat ini tentu ditujukan untuk peningkatan kualitas pendidikan. Sasarannya sudah pasti adalah siswa dan guru agar memiliki kompetensi yang memadai dalam menjawab tantangan masa depan. "Kami hanya berupaya yang terbaik untuk pendidikan Indonesia. Kurikulum ini batal, kami tidak rugi. Anak-anak Indonesia yang akan rugi," jelas Musliar. Untuk itu, ia meminta pada berbagai pihak agar mau melihat urgensi perubahan kurikulum ini. Ia menegaskan bahwa masukan apapun akan diterima dan dikaji dengan baik untuk kemudian dikombinasikan ke dalam konsep yang ada sekarang. Dengan demikian, konsep kurikulum baru akan menjadi sempurna. "Beri masukan akan kami dengar dan kami lihat sama seperti yang lain. Jangan apa saja yang kami buat selalu disalahkan," tandasnya. Sumber