Selasa, 20 Maret 2012

Selain Mahal, RSBI Tak Hasilkan Apa-apa

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dinilai tidak menghasilkan apa-apa kecuali biaya yang lebih mahal dan kesenjangan antar peserta didik. Jika alasannya untuk meningkatkan mutu pendidikan, RSBI justru tidak mencerminkan hal itu. Lantaran, sekolah reguler unggulan tetap akan menjadi unggulan tanpa harus berganti label menjadi RSBI.

Guru SMAN 13 Jakarta, Retno Listyarti mengatakan, dirinya tidak menemukan hasil yang terlalu istimewa pada setiap lulusan sekolahnya. Baginya, hasil yang baik bukan ditentukan pada status RSBI, melainkan semua tergantung pada individu siswa yang bersangkutan.

"Ada beberapa siswa yang melanjutkan studi ke Jerman, tapi saya rasa itu bukan karena RSBI-nya, melainkan karena mereka mampu. Dari jaman saya sekolah juga banyak yang lanjut ke luar negeri," kata Retno, seusai menjadi saksi dalam sidang judicial review UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Selasa (20/3/2012).

Ia melanjutkan, hal lain yang mencolok dalam RSBI adalah mengenai biaya. Dari tahun ke tahun tren kenaikan biaya di RSBI selalu meningkat. Dijelaskannya, di era dirinya menjadi siswi SMAN 13, biaya perbulan hanya Rp 5 ribu. Kemudian menjadi Rp 150 ribu pada tahun 2000, dan melonjak ke angka Rp 600 ribu per bulan pada tahun ini.

"Biaya naik tentu wajar, tapi menurut saya naiknya terlalu tinggi, khususnya setelah sekolah ini menjadi RSBI. Mutunya juga biasa saja, sama seperti jaman saya sekohttp://www.blogger.com/img/blank.giflah dulu," ujarnya. Ia menegaskan, tanpa perlu di RSBI-kan, sekolahnya akan tetap unggul. "Siswa pandai itu ibarat mutiara, ditaruh dimana pun warnanya akan tetap cemerlang. Tidak harus di RSBI," pungkasnya.

Ditemui bersamaan, pakar pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Soedijarto mengungkapkan hal senada. Baginya, kurikulum dalam RSBI tidak membawa pengaruh banyak pada peningkatan mutu. Karena pada dasarnya setiap siswa cerdas dapat berkembang di sekolah apapun, dengan catatan ada perhatian khusus khususnya dari pemerintah, dan bukan sekadar memaksakan semua siswa cerdas ke RSBI.

"Saya pikir itu hanya soal kemauan, RSBI tidak menjamin apapun, kecuali jurang antara si miskin dan si kaya," pungkasnya.
Sumber

Senin, 19 Maret 2012

Mengimplementasikan Budaya Kepemimpinan di Sekolah

Sekolah Dasar Standar Nasional (SDSN) 12 Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, yang menjadi sekolah negeri pertama berbasis karakter kepemimpinan di Indonesia, menggelar pelatihan Implementasi Budaya I. Pelatihan yang digelar beberapa hari lalu ini, diikuti oleh para guru, komite sekolah, serta staf administrasi SDSN 12 Benhil.

Implementasi Budaya I merupakan bagian dari penerapan program The Leader in Me, setelah sebelumnya ada Vision Day dan pelatihan The 7 Habits of Highly Effective Educators oleh Dunamis Foundation. Direktur Dunamis Foundation Andiral Purnomo mengatakan, The Leader in Me merupakan program membangun karakter anak didik sejak dini melalui pengembangan karakter kepemimpinan pendidikan dengan pembentukan budaya sekolah.

Proses implementasi diawali dengan pembentukan budaya kepemimpinan di sekolah yang meliputi tiga tahapan yaitu Vision Day, Pelatihan The 7 Habits of Highly Effective Educators, dan Pelatihan Implementasi Budaya Level 1. Fase ke-2 dalam tahap implementasi adalah aplikasi penggunaan alat bantu untuk penerapan budaya kepemimpinan di sekolah dan ditunjang dengan pelatihan Implementasi Budaya Level 2. Sementara itu, fase ke-3 implementasi adalah memaksimalkan hasil dari penerapan budaya kepemimpinan.

“Tujuan dari pelatihan implementasi budaya level 1 adalah untuk mempersiapkan guru dan manajemen sekolah untuk mengimplementasikan budaya kepemimpinan di SDSN 12 Benhil,” tambah Andiral.

Pelatihan implementasi budaya level 1 The Leader in Me di SDSN 12 Benhil difasilitasi langsung oleh Andiral dan membahas mengenai enam pilar pendukung penerapan The Leader in Me yang menggunakan pendekatan menyeluruh termasuk dengan pemberian keteladanan (modeling), lingkungan sekolah yang mendukung (environment: lihat-dengar-rasa), materi ajar (curriculum), cara penyampaian (instruction), hingga system (systems), dan tradisi kepemimpinan (traditions) yang diselaraskan dengan visi dan misi sekolah bersangkutan.
http://www.blogger.com/img/blank.gif
Program The Leader in Me menggunakan pendekatan menyeluruh (whole-school approach). Pendekatan ini tidak hanya memberikan kesempatan kepada siswa, melainkan juga kepada guru, manajemen sekolah hingga orang tua murid untuk memiliki karakter kepemimpinan melalui prinsip universal 7 Habits. Program The Leader in Me sendiri diadopsi dari prinsip The 7 Habits of Highly Effective People karya DR. Stephen R. Covey yang telah disesuaikan penerapannya untuk lingkungan sekolah.

Para siswa SDSN 12 Benhil pun diharapkan dapat belajar bagaimana menerapkan The 7 Habits dalam kegiatan mereka sehari-hari, baik dalam pelajaran dan perilaku sehari-hari. Program diberikan kepada anak didik melalui transfer knowledge dari para pendidik, baik melalui materi ajar kurikulum, juga melalui teladan seluruh guru dan komponen sekolah, hingga praktek-praktek kepemimpinan di dalam dan luar kelas.
Sumber

Senin, 12 Maret 2012

JADWAL PELAKSANAAN UN 2011

JADWAL PELAKSANAAN UN 2012

A. SD/MI, SDLB

NO JENIS UN HARI/TANGGAL PUKUL MATA PELAJARAN
1 UTAMA Senin, 7 Mei 2012 08.00-10.00 Bahasa Indonesia
Selasa, 8 Mei 2012 Matematika
Rabu, 9 Mei 2012 IPA
2 SUSULAN Senin, 14 Mei 2012 08.00-12.00 Bahasa Indonesia
Selasa, 15 Mei 2012 Matematika
Rabu, 16 Mei 2012 IPA

B. SMP/MTs, SMPLB

NO JENIS UN HARI/TANGGAL PUKUL MATA PELAJARAN
1 UTAMA Senin, 23 April 2012 08.00-10.00 Bahasa Indonesia
Selasa, 24 April 2012 Bahasa Inggris
Rabu, 25 April 2012 Matematika
Kamis, 26 April 2012 IPA
2 SUSULAN Senin, 30 April 2012 08.00-10.00 Bahasa Indonesia
Selasa, 1 Mei 2012 Bahasa Inggris
Rabu, 2 Mei 2012 Matematika
Kamis, 3 Mei 2012 IPA

Jumat, 09 Maret 2012

Dar Al Ifta: “Beda, HAM Islam dan HAM PBB”

Dar Al Ifta’ Al Mishriya telah mengeluarkan fatwa pada hari Rabu (7/3/2012) bahwa hak manusia yang diakui oleh Islam berbeda dengan hak yang ditetapkan PBB, sebagaimana dipublikasikan dalam situs resmi lembaga fatwa resmi Mesir tersebut.

Fatwa itu menyebutkan bahwa Islam lebih dahulu menetapkan HAM daripada negara-negara modern dalam pengakuan terhadapnya yakni sejak 1400 abad lalu, demikian juga HAM Islam lebih mendalam dan lebih mengikat.

Sebagaimana jauh sebelum masyarakat dunia menghapus perbudakan, Islam telah lebih dahulu melakukannya. Dan Islam dalam memberikan hak amat banyak kepada manusia, baik hak dalam politk, ekonomi, masyarakat, pendidikan demikian juga hak keluarga, wanita maupun anak-anak.

Fatwa itu juga menegaskan bahwa dalam Islam hak-hak itu bukan hanya sebagai hak bagi manusia namun ia juga merupakan bentuk kewajiban, dimana jika ada pihak baik secara personal maupun kolektif melalaikan hal itu maka mereka berdosa. Dan hak-hak manusia bagi Islam bukan sekedar hak yang mana pihak baik personal maupun kolektif bisa melepaskannya, karena hak-hak itu merupakan hal pokok bagi kehidupan manusia.

Dar Al Ifta juga menegaskan bahwa sumber HAM Islam adalah wahyu sedangkan HAM yang diakui pihak internasional adalah akal manusia yang bisa benar dan bisa salah. Hak-hak manusia juga merupakan bagian yang tidak terpisah dari dien Islam sedangkan HAM PBB baru bersifat himbauan.

Dalam fatwa itu juga disebutkan bahwa dasar filsafat HAM Islam diambil salah satunya dari ayat yang bermakna,”Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dahttp://www.blogger.com/img/blank.gifn Kami angkut mereka di darat dan di laut dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan…” (Al Isra [17]:70)

Namun, Dar Al Ifta’ menegaskan bahwa kondisi umat Islam sekarang tidak bisa disangkut-pautkan dengan Islam karena hukum Islam tidak diambil dari prilaku sebagian Muslim, lebih-lebih di masa kebodohan, kelemahan dan perpecahan serta terpengaruh oleh perlakukan musuh dan penjajah mereka.

Dar Al Ifta menerbitkan fatwa ini setelah pihak menerima pertanyaan mengenai adanya HAM dalam Islam dan pijakannya, hubungannya dengan HAM yang dipromosikan oleh pihak Internasional, serta apakah keadaan umat Islam saat ini mencerminkan keadaan hukum Islam.

Senin, 05 Maret 2012

Siswa Asia Lebih Maju dari Siswa di Negara Barat

Penelitian

Siswa sekolah di kawasan Asia berada dalam posisi lebih maju dibanding dengan rekan mereka di negara-negara Barat.

Penelitian yang dilakukan oleh Institut Grattan di Australia memperlihatkan siswa yang belajar matematika di Shanghai, Cina, rata-rata lebih maju dua atau tiga tahun dibanding siswa di Amerika Serikat atau Eropa.

Sementara siswa di Korea Selatan lebih maju satu tahun dalam kemampuan membaca.

"Pada saat kekuatan ekonomi bergeser dari Barat ke Timur, demikian juga dengan pencapaian tinggi dalam pendidikan," kata Ben Jensen, Direktur Program Pendidikan Sekolah Institut Grattan dalam pernyatan persnya.

"Pusat dari pencapaian tinggi pendidikan sekarang ada di Asia Timur dan para pendidik di Australia bisa dan harus belajar dari keberhasilan itu," tambahnya.

Dalam laporannya, Institut Grattan menyebutkan empat sistem pendidikan di Asia yang merupakan terbaik di dunia, yaitu Hong Kong, Korea Selatan, Shanghai, dan Singapura.

Bukan 'Ibu Harimau'

Selama ini ada istilah Tiger Mothers atau Ibu Harimau yang digunakan untuk merujuk kaum ibu Asia yang menegakkan disiplin belajar yang amat keras kepada anak-anaknya. Banyak pihak yang berpendapat hal tersebut yang mendorong keberhasilan para siswa Asia di dunia pendidikan.

Namun berdasarkan penelitiannya, Institut Grattan berpendapat Ibu Harimau bukan menjadi faktor utama dari pencapaian tersebut.

"Keberhasilan bukan karena budaya, bukan produk Konfusianisme juga bukan pelajahttp://www.blogger.com/img/blank.gifran menghafal atau Ibu Harimau," tegas Ben Jensen.

Yang menjadi faktor adalah ketegasan, sistem belajar praktis, mentoring, dan para guru. Penelitian juga membantah anggaran yang lebih besar dan jumlah murid yang sedikit dalam satu kelas akan menjamin pencapaian para siswa.

Sekolah di Shanghai, misalnya, memiliki kelas dengan jumlah 40 siswa, namun para guru memiliki lebih banyak waktu untuk merencanakan pelajaran.

Sementara Ausralia menikmati peningkatan anggaran dalam beberapa tahun belakangan namun prestasi siswa masih di belakang siswa Korea Selatan, yang menyediakan anggaran per siswa lebih kecil.
Sumber

Kamis, 01 Maret 2012

Pakai "High Heels" Memicu Tulang Keropos

Selain disebabkan kekurangan kalsium, ada beberapa penyebab lain mengapa seseorang terserang osteoporosis atau penyakit rapuh tulang. Menurut Ida Wisnubaroto, Ketua Umum Persatuan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi) Pusat, gaya hidup atau kebiasaan seseorang juga bisa meningkatkan risiko terserangnya penyakit ini. Salah satunya kebiasaan memakai sepatu high heels dengan hak setinggi lima sentimeter ke atas, terutama jenis stiletto.

Menurut Ida, dalam acara talkshow "Osteoaccessories" yang digelar di ajang Indonesia Fashion Week 2012, di Jakarta Convention Center, Sabtu (25/2/2012) lalu, sepatu hak tinggi memang sulit dipisahkan dari penampilan perempuan sehari-hari. Namun, menggunakan sepatu berhak tinggi secara rutin bisa menimbulkan cidera kaki, dan menyebabkan terjadinya kerapuhan di bagian tulang kaki. Jangan lupa, perempuan memiliki risiko yang lebih besar dalam masalah kerapuhan tulang.

Resiko yang lebih besar ini disebabkan adanya hormon estrogen pada tubuh wanita, yang menyebabkan kemampuan perempuan untuk mengalami menstruasi, kehamilan, menyusui, dan menopause. Pada saat siklus tersebut terjadi, kalsium dalam tubuh perempuan akan hilang dalam jumlah banyak, dan menyebabkan tulang mudah keropos lebih cepat.



Nah, ketika mengenakan sepatu high heels, bagian kaki yang disebut head metatarsal memiliki tugas yang paling banyak dan berat, yaitu menopang seluruh bobot tubuh dalam satu titik. Jika tak terbiasa menggunakan sepatu jenis ini, Anda bisa mengalami cidera yang disebut osteoartritis. Osteoartritis ini disebabkan karena cairan "pelumas" di bagian persendian kaki (disebut cairan sinovial) terkikis, sehingga menyebabkan ujung-ujung tulang di persendian saling bergesekan satu sama lain. Gejala ini ditandai dengan rasa nyeri di bagian persendian pergelangan kaki.

"Jika penyakit ini dibiarkan saja, maka akan menyebabkan tulang semakin rapuh dan patah," ujar Ida.

Gesekan tulang, selain menyebabkan rasa nyeri, pada akhirnya akan berpengaruh pada kepadatan massa tulang dan menyebabkan osteoporosis, apalagi jika tidak didukung dengan asupan kalsium yang tepat untuk menjaga keutuhan tulang.