Sabtu, 27 November 2010

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 70 persen guru di DI Yogyakarta belum melek komputer. Padahal, saat ini kemampuan menguasai komputer mutlak dimiliki guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Hal ini menjadi keprihatinan khusus dalam memperingati Hari Guru Nasional yang jatuh 25 November.

Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) DIY Zainal Fanani mengatakan, di zaman ini, ketidakmampuan guru di bidang komputer dapat menciptakan jurang pengetahuan antara guru dan muridnya. Akibatnya, fungsi guru sebagai sumber pengetahuan dapat tak berlaku lagi.
”Rata-rata anak-anak sekarang sudah menguasai komputer dengan sangat baik. Kalau guru tidak menguasai, murid bisa jadi lebih lebih pintar dan luas pengetahuannya karena telah banyak membaca dari internet,” katanya di Yogyakarta, Kamis (25/11/2010).

Saat ini terdapat sekitar 51.000 guru di seluruh DIY. Beberapa di antaranya bahkan diketahui tidak bisa mengoperasikan aplikasi internet. Banyak guru yang tidak menguasai komputer ini adalah guru-guru yang berusia tua dan guru yang tinggal di pedesaan.

Guru yang belum melek komputer mengakibatkan pengajaran tidak berkembang. Selain itu, hal ini juga dikhawatirkan menurunkan wibawa guru di hadapan peserta didik sehingga fungsi pengajaran tidak bisa berjalan dengan baik.

Rp 100.000 sebulan

Menurut Zainal, tingkat kesejahteraan guru sangat menentukan penguasaan teknologinya. Sebagian guru tidak menguasai komputer karena memang tidak mampu mengadakan sarana dan prasarana yang diperlukan. ”Di DIY masih ada guru yang gajinya Rp 100.000 sebulan. Gaji seperti ini tentunya tidak bisa digunakan untuk membeli komputer,” tuturnya.

Di samping itu, penyebab lain karena tidak adanya semangat guru untuk mempelajari hal-hal baru. Adanya tunjangan sertifikasi seharusnya membuat guru lebih mengembangkan diri sesuai dengan ilmu dan teknologi yang berkembang saat ini.

Pelaksana Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Budi Asrori berharap, meningkatnya kesejahteraan guru selama beberapa tahun terakhir diharapkan mendorong guru untuk makin mengembangkan diri. ”Saya berharap tunjangan profesi berkorelasi positif pada kualitas pengajaran pada anak-anak,” katanya.

Berbagai program pendidikan dan pelatihan berusaha dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kemampuan guru di bidang komputer. Salah satunya adalah pengiriman lebih kurang 10 guru DIY ke Jepang oleh Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi DIY pada tahun ini.

”Mereka dikirim untuk dilatih membuat bahan ajar dan mengajar menggunakan teknologi informatika dan komputer,” kata Kepala Bidang Perencanaan dan Restandardisasi Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY Baskara Aji, beberapa waktu lalu.

Tidak ada komentar: